Malinau, Kalimantan Utara – Pada hari kamis, 17/4/2025 | Di tengah lebatnya hutan Kalimantan, tersembunyi sebuah wilayah yang jarang tersorot namun menyimpan kekayaan alam dan budaya luar biasa. Bahau Hulu, sebuah kecamatan terpencil di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, disebut sebagai “surga tersembunyi” yang menanti untuk dijelajahi. Namun, untuk mencapainya, diperlukan lebih dari sekadar keberanian—bahkan nyawa menjadi taruhannya.
Bahau Hulu terdiri dari enam desa adat, yakni Long Uli, Long Tebulo, Long Lango, Long Kemuat, Long Berini, dan Long Apuping. Setiap desa memiliki pesona tersendiri, mulai dari budaya Dayak yang masih lestari hingga alam yang nyaris tak tersentuh modernisasi. Sungai-sungai jernih, udara segar, serta hutan tropis yang alami menjadikan kawasan ini sangat potensial sebagai destinasi ekowisata dan penelitian budaya.
Terletak jauh dari pusat kota, akses menuju Bahau Hulu sangat terbatas. Jalur darat yang harus ditempuh dipenuhi giram—tikungan curam dan licin yang menjadi mimpi buruk, khususnya saat musim hujan. Diperlukan kendaraan off-road, keahlian khusus, serta persiapan logistik yang matang. Dalam kondisi tertentu, perjalanan bisa memakan waktu hingga berhari-hari.
Warga setempat sudah terbiasa menghadapi kerasnya medan menuju dan dari Bahau Hulu. “Kita harus siap berkorban harta, benda, bahkan nyawa untuk mencapai Bahau Hulu,” ujar seorang warga. Minimnya fasilitas darurat serta infrastruktur dasar menjadi tantangan sehari-hari yang harus mereka hadapi dengan ketangguhan luar biasa.
Upaya membuka isolasi terus dilakukan oleh pemerintah daerah, meskipun terbentur keterbatasan anggaran dan tantangan geografis. Hingga kini, pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, pendidikan, dan layanan kesehatan masih berjalan lambat. Masyarakat berharap perhatian dan aksi nyata dari pemerintah pusat agar wilayah mereka tidak semakin tertinggal.
Meski terisolasi, Bahau Hulu menyimpan potensi besar yang belum tergarap. Bila akses dapat dibuka secara berkelanjutan dan berkelanjutan, wilayah ini berpeluang menjadi destinasi unggulan Kalimantan Utara, baik dari sisi pariwisata, budaya, maupun konservasi alam. Dengan sentuhan pembangunan yang tepat, Bahau Hulu bisa menjadi contoh harmonisasi antara pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.(**).
Jurnalis:Marihot