JAKARTA– Penyair membaca 80 tahun Indonesia merdeka, ternyata masih banyak “PR” yang harus dilakukan menuju Indonesia Emas tahun 2045 mendatang.
Demikian dikatakan oleh Octavianus Masheka , Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) di Jakarta, Kamis pagi (18/9/2025), sehubungan akan diselenggarakannya peluncuran dan diskusi buku puisi Manifesto Jabodetabek dan Republik Puitik “Penyair Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka” yang akan diselenggarakan pada Minggu 28 September 2025 mulai pukul 13.30 WIB bertempat di Aula Pusat Dokumen Sastra (PDS) HB.Jassin Lantai IV, Gedung Panjang Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ ) di Taman Ismail Marzuki (TIM )Jakarta Pusat.
“Para penyair Indonesia akan mencoba membaca berbagai problema yang ada di Indonesia sampai saat ini dan menuliskan dalam bentuk karya puisi .Kita hanya mempunyai waktu tinggal 20 tahun lagi untuk berbenah menuju Indonesia Emas tahun 2025,” ujarnya.
Menurut Bung Octa-panggilan akrabnya- sebagai penyair, dirinya masih mempertanyakan 80 tahun Indonesia merdeka .
“Benarkah Indonesia sudah merdeka ? Karena realitasnya sampai hari ini saja dalam mendirikan rumah peribadatan seperti masjid, gereja, vihara, dan rumah peribadatan lainnya masih mengalami kendala.Bahkan di daerah tertentu belum bisa kita menganut azas satu dari Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa,” ucapnya.
Belum lagi masalah penyediaan lapangan pekerjaan yang masih terjadi PHK massal, diikuti juga masalah pendidikan, atau juga soal kesehatan gizi masyarakat khususnya anak-anak.
“Selain itu di bidang lingkungan hidup, kasus penebangan hutan telah menyebabkab bencana banjir bandang.Bahkan dalam bidang ekonomi dengan masih adanya kesenjangan sosial di bumi Indonesia, jangan kita bicara tentang keadilan,” tegasnya.
Pentas sastra berupa peluncuran dan diskusi buku puisi Manifesto Jabodetabek dan Republik Puitik “Penyair Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka ” akan menghadirkan Sutardji Calzoum Bachri (Penyaksi Peristiwa Sastra), Ahmadun Yosi Herfanda (Narsum Manifesto Jabodetabek), Sofyan RH.Said (Narsum Republik Puitik) dan Isbedy Stiawan ZS (Narsum Republik Puitik) dengan didahului kata sambutan oleh Nasruddin Djoko Sarjono (Kadispusip DKI) serta Moctavianus Masheka selaku Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia( TISI) sebagai penyelenggara.
Para pembaca puisi berturut-turut adalah Jose Rizal Manua, Yahya Andi Saputra, Sihar Ramses Simatupang, R.Mulia Nasution, Rissa Churria, Nurhayati, Halimah Munawir Anwar, Emi Suy, Putri Miranda, Wijatmoko Bintoro Sambodo, Guntoro Sulung, Neneng Hendriyani, Nunung Noor El Niel, H.Shobir Purwanto, Giyanto Subagio, Gilang Teguh Pambudi, Beni Satria, Ewith Bahar, Nia Samsihono, Abdul Kadir Ibrahim, Neneng Hendriyani, Kurnia Effendi, dengan moderator Nanang Ribut Supriyatin dan MC.Swary Utami Dewi.(***)
Kontributor : Lasman Simanjuntak
Penerbit: Marihot