Jakarta – Pakar Hukum Internasional dan Ekonom Nasional, Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH, MH, menyerukan kepada Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto, agar segera menginstruksikan Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Perdagangan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan menghentikan impor bahan pangan dari luar negeri.(8/6).
Seruan ini disampaikan Prof. Sutan menyikapi kondisi ekonomi nasional yang kian memprihatinkan, terutama pasca banyaknya industri dalam negeri gulung tikar, yang berujung pada lonjakan angka pengangguran. “Perusahaan tidak mampu menyerap tenaga kerja yang terdampak PHK. Sementara pemerintah belum menyediakan solusi lapangan kerja yang memadai,” tegasnya saat diwawancarai oleh sejumlah pemimpin redaksi media daring dan cetak, Jumat (6/6/2025), melalui sambungan telepon.
Idul Adha 2025 Sepi, Daya Beli Merosot Tajam
Kondisi ekonomi yang kian terpuruk sangat terasa dalam perayaan Idul Adha 2025. Menurut pantauan, aktivitas masyarakat jauh dari semarak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Daya beli masyarakat anjlok drastis. “Bukan rahasia lagi, tabungan masyarakat telah terkuras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Harga kebutuhan pokok melonjak tinggi,” ujarnya.
Hal ini berdampak langsung terhadap para pedagang hewan kurban. Banyak hewan tak terjual karena harga yang tinggi dan minimnya pembeli. “Peternak kesulitan menyediakan stok karena banyak yang beralih profesi akibat tekanan ekonomi,” tambahnya.
Tak hanya hewan kurban, pedagang buah-buahan dan penjual ketupat juga merasakan dampaknya. Penjualan semangka dan jeruk turun hingga 70%, sedangkan pembeli ketupat berkurang lebih dari 50% dibandingkan tahun lalu. “Ini mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat yang semakin sulit,” jelas Prof. Sutan.
Lahan Perkebunan dan Program Ketahanan Pangan Gagal
Menurutnya, lonjakan harga buah disebabkan oleh alih fungsi lahan dan penebangan jutaan pohon buah tanpa ada upaya reboisasi atau penciptaan lahan baru. Ia juga menyoroti kegagalan banyak lurah dan pemerintah daerah dalam menjalankan program ketahanan pangan.
“Kita tidak bisa mengandalkan pemerintah pusat saja. Pemda harus tanggap, namun sayangnya banyak kepala wilayah yang gagal paham dalam pelaksanaan program pangan ini,” jelas Presiden Partai Oposisi Merdeka ini.
Krisis Ekonomi Bisa Bertahan 10 Tahun
Prof. Sutan menyampaikan bahwa krisis ini berpotensi berlarut hingga satu dekade ke depan jika tidak ada langkah nyata dan anggaran besar dari pemerintah pusat. “Harus ada program menyeluruh dari pertanian, peternakan, hingga sektor kelautan dan perikanan. Pemerintah harus turun langsung ke lapangan dan memastikan program menyentuh rakyat,” katanya.
Ia juga prihatin bahwa banyak masyarakat kelas menengah kini jatuh miskin dan tidak mampu lagi berpartisipasi dalam ibadah kurban. “Bahkan banyak warga tidak kebagian daging kurban karena minimnya hewan yang disembelih tahun ini. Ini sangat menyedihkan,” tutupnya.****”
Narasumber:
Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH, MH
Pakar Hukum Internasional & Ekonom
Presiden Partai Oposisi Merdeka
Jenderal Kompii & Pengasuh Ponpes Ass Saqwa Plus
Kontak: 0811-8419-260