Berau, Kaltim – Hingga awal Juli 2025, warga RT 2 Kampung Teluk Alulu, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, masih hidup dalam kondisi krisis sinyal dan tidak memiliki akses layanan internet sama sekali. Situasi ini berlangsung selama bertahun-tahun tanpa ada penyelesaian konkret dari pihak terkait.(2/6).
Di tengah gencarnya promosi pariwisata digital oleh pemerintah daerah dan nasional, ironi terjadi di Teluk Alulu yang merupakan bagian dari Pulau Maratua — sebuah destinasi wisata internasional. Wilayah ini justru luput dari perhatian dalam hal penyediaan infrastruktur digital dan telekomunikasi.
“Sudah berkali-kali kami sampaikan keluhan ke pihak terkait, tapi tidak ada tindak lanjut. Kami seolah dianggap tidak ada,” ujar salah seorang warga RT 2 yang enggan disebut namanya, Rabu (2/7/2025).
Tidak Ada Sinyal, Tidak Ada Internet
Warga menyebut bahwa sinyal operator seluler seperti Telkomsel — yang selama ini menjadi andalan di wilayah kepulauan — sama sekali tidak bisa diakses di RT 2. Bahkan, untuk melakukan panggilan telepon biasa pun sangat sulit. Tidak satu pun titik Wi-Fi yang dipasang oleh pemerintah menjangkau kawasan ini.
Dampak pada Wisata dan Nelayan
Buruknya akses digital juga berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata lokal. Banyak wisatawan yang mengeluhkan tidak adanya sinyal dan internet selama berkunjung ke RT 2. Hal ini membuat mereka enggan berlama-lama di kawasan tersebut.
Selain itu, para nelayan juga menghadapi kesulitan saat melaut karena tidak bisa mengakses prakiraan cuaca atau berkomunikasi dalam keadaan darurat. Ketergantungan terhadap konektivitas digital sudah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat pesisir untuk menjamin keselamatan dan keberlangsungan ekonomi.
Melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Berau, persoalan ini sebenarnya telah berulang kali disampaikan oleh warga. Namun, hingga kini, masyarakat menilai respons pemerintah hanya sebatas wacana teknis tanpa realisasi nyata.
“Selama puluhan tahun, yang dibahas hanya teknis. Hasilnya? Masalah tetap tidak selesai,” kritik salah satu tokoh masyarakat setempat.
Tuntutan Warga: Pemerataan Digital, Bukan Sekadar Pencitraan
Warga RT 2 mendesak agar pemerintah segera turun tangan dan memastikan pemerataan pembangunan infrastruktur digital, terutama di wilayah kepulauan seperti Maratua. Mereka menuntut keadilan dalam pelayanan publik, bukan sekadar pembangunan simbolik yang hanya mengedepankan pencitraan.
“Jangan sampai sektor pariwisata rusak hanya karena kelalaian dalam urusan sinyal,” tambah warga lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah terkait penyelesaian krisis sinyal di Teluk Alulu. Warga menunggu komitmen nyata yang berpihak pada masyarakat kepulauan, agar kesenjangan digital segera diatasi.***
Tim DK Pesisir.