Berau — Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak yang melibatkan seorang kader pramuka berinisial AS, yang juga dikenal sebagai mantan duta budaya pariwisata tahun 2022 saat ini tengah menjadi perbincangan publik di Kabupaten Berau. Namun hingga Selasa (19/11/2025), belum ada pernyataan resmi dari Ketua DPRD Berau maupun Komisi I, yang membidangi urusan pemerintahan, hukum, dan perlindungan anak.
Publik menunggu pernyataan resmi dari Wakil rakyat atas kasus asusila yang menghebohkan di Kabupaten Berau.
Peristiwa ini mencuat setelah laporan terkait dugaan tindakan asusila tersebut beredar luas di media sosial, sehingga memicu perhatian masyarakat serta mendesak adanya langkah cepat dari pemangku kebijakan. Meski demikian, ketua DPRD Berau dan Ketua Komisi I, Erlita, belum memberikan komentar atau sikap resmi terkait perkembangan kasus maupun upaya pendampingan bagi korban.
Hingga kini, publik masih mempertanyakan apa tindakan pemerintah daerah, khususnya lembaga legislatif, dalam memastikan korban mendapatkan dukungan psikologis, perlindungan hukum, serta pendampingan dari pihak terkait, termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Sejumlah warga menilai bahwa DPRD Berau semestinya memberikan pernyataan tegas untuk memastikan kasus tersebut ditangani secara transparan dan sesuai prosedur. Namun, ketiadaan respons resmi dari para anggota DPRD—termasuk Komisi I—membuat masyarakat terus menunggu sikap lembaga wakil rakyat tersebut.
Pihak keluarga korban maupun aparat penegak hukum juga belum memberikan keterangan lanjutan terkait proses pemeriksaan. Sementara itu, permintaan publik agar kementerian atau lembaga terkait turun memberikan pendampingan masih terus menguat.
Belum ada upaya Pemda langkah-langkah untuk pendampingan korban, ini korbannya kan banyak, apakah dengan jumlah korban anak yang banyak, Ahli pendampingnya hanya satu orang ?
Hingga berita ini diturunkan, Ketua DPRD Berau serta Komisi I masih belum mengeluarkan pernyataan mengenai langkah yang akan ditempuh dalam mengawal kasus dugaan kekerasan seksual yang kini menjadi perhatian luas masyarakat Berau.**
Jurnalis DK
Editor: Marihot















