Talisayan, Berau | Derap Kalimantan. Com | Proyek pengaspalan jalan di Desa Suka Murya/Sumber Mulya, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, menuai pertanyaan dari warga serta tokoh masyarakat. Pasalnya hasil pekerjaan dan material diduga tidak sesuai dari Rancangan Anggaran Biaya (RAB), banyak titik pengecoran bahu jalan yang terputus tidak dilanjutkan pengecorannya dengan dalil yang tidak mendasar, serta mutu dan kualitasnya diragukan sehingga pekerjaan aspal diduga tidak akan bertahan lama, apalagi pengecoran bahu jalan, beberapa titik yang tidak diselesaikan, kamis, (22/08/2024).
Saat kami konfirmasi dengan Sdr. EK, PPK Proyek dari PT. Tirta Darma Segah, menjelaskan lewat Pesan WA, menyampaikan Keterangan kondisi bahu Jalan :
1. Lebar bahu yang kecil sehingga tidak dapat dilakukan pemasangan bahu jalan.
2. kondisi bahu yang dalam sehingga tidak dapat dilakukan pemasangan bahu jalan
3. volume bahu disini kecil dikhususkan untuk panjang penanganan aspal sehingga penanganan panjang jalan maksimal.
Menurut warga setempat sebut saja AT bukan nama sebenarnya, membantah penjelasan dari PPK nya didampingi dari tim Media DK bahwa penjelasan yang disampaikan oleh PPK adalah tidak tepat alasannya, sebab bila di cek ke lokasi jaraknya masih ada sekitar 60 cm lebih, untuk kedalaman tepi jalan sangat dangkal dan hampir sama dengan jalan, inilah yang membuat warga pertanyakan terkait pengecoran penahan bahu jalan yang masih ada beberapa titik yang tidak terselesaikan oleh pihak kontraktor.
Padahal melihat dari anggaran yang ada sangat pantastis yang nilai anggarannya bersumber dana dari anggaran APBD Kabupaten, tahun anggaran 2024 mencapai Rp. 17.980.000.000,00,(tujuh belas Milyar sembilan ratus delapan puluh juta rupiah), yang lokasi proyeknya di kec. Talisayan, yang dimulai pada 16 Februari 2024 hingga 13 Agustus 2024 atau sekitar 180 (seratus delapan puluh hari kerja), pekerja pelaksananya PT. Tirta Dharma Segah, namun hasil dari pengerjaannya masih saja ditemukan permasalahan terkait pengerjaan penahan bahu jalan yang masih ada beberapa titik tidak dilanjutkan pengerjaannya.
Padahal melihat dari anggaran, seharusnya dapat menyelesaikan pekerjaannya hingga selesai, kalau seperti yang ada pekerjaanya, sepertinya ada indikasi mengurangi nilai pekerjaan,
Karena menurut warga, Perlu memang dicek kembali, dari pihak PPK maupun pihak Kontraktor agar kedepan jalan tersebut tidak berpolemik,
Pasalnya bila tidak segera dilakukan pengecoran bahu jalan, maka akan berpotensi akan pecah dan longsor dikarenakan tidak ada penahan dari bahu jalan aspal, dikhawatirkan umur jalan aspal tidak akan tahan lama, kasihan masyarakat setempat yang sudah lama menantikan pembangunan jalan namun hasilnya mengecewakan.
“Kami sebagai warga jelas mempertanyakan terkait pengaspalan jalan dan bahu penahan aspal yang seharusnya dicor. S
“Sebagai warga setempat, sangat menyayangkan dengan pengerjaan yang kesannya asal-asalan, menurut kami,” lanjutnya.
Lebih lanjut AT mengatakan, dirinya bersama warga lainya mempertanyakan atas proyek pengaspalan tersebut bukan tanpa dasar.
Dan melihat langsung, ada bukti, faktanya hasil pengerjaan aspal tersebut masih ada beberapa titik yang tidak dilanjutkan pengecoran bahu penahan jalan, sehingga kesannya kurang bagus kualitasnya.
Tak sampai di situ, AT warga setempat bersama awak media melihat, merasa kurang dengan hasil proyek pengaspalan didesanya, dengan maksud dan tujuan agar proyek pengaspalan dikerjakan sesuai dengan spesifikasinya.
Dari keterangan warga Desa setempat dan Salah satu Tokoh warga, yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan aspal dan material lainnya diduga banyak yang dikurangi volumenya, sehingga kualitas jalan tersebut diprediksi tidak akan bertahan lama, apalagi beberapa bahu penahan jalan tidak dikerjakan.
“Dengan temuan ini, semakin kuat dugaan adanya unsur pembiaran dari PPK terhadap kontraktor, padahal tugas dan fungsi daripada PPK adalah sebagai pengawas dan penanggung jawab terhadap kontraktor yang melakukan pekerjaan proyek.” Bersambung…
Tim Red Derap Kalimantan