Derap Kalimantan, JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk kawasan perkotaan yang dinamis, hadir sebuah oase ketenangan yang memanjakan indra dan menenangkan jiwa: Taman Kawasan. Lebih dari sekadar ruang terbuka hijau, taman ini menjadi simbol harmoni antara alam dan ruang, sekaligus manifestasi seni yang menawarkan kesejukan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Membangun Ekosistem yang Berkelanjutan
Pembangunan Taman Kawasan mengusung konsep keberlanjutan dengan menciptakan ekosistem yang seimbang dan ramah lingkungan. Tanaman-tanaman asli dipilih dengan cermat untuk menghadirkan keanekaragaman hayati yang kaya serta mendukung kehidupan satwa lokal.
“Kami berkomitmen untuk melestarikan alam melalui sistem yang efisien dan penggunaan material daur ulang,” ujar Lurah Jagakarsa, Muhammad Hasan, S.Sos.
Perpaduan Keindahan dan Fungsi dalam Desain
Kasi Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang), Muhammad Ngasri, menjelaskan bahwa setiap elemen taman dirancang dengan memadukan estetika dan fungsi praktis. Jalur pedestrian yang nyaman serta lokasi khusus untuk menunggu angkutan umum Jak Lingko mengundang pengunjung untuk menjelajahi setiap sudut taman.
“Selain itu, tersedia area bermain anak yang dirancang aman dan kreatif, untuk mendorong aktivitas fisik serta mengembangkan imajinasi mereka,” tambah Ngasri.
Sentuhan seni juga menjadi elemen penting dalam taman ini. Berbagai instalasi artistik dihadirkan untuk menciptakan suasana unik dan menarik, menjadikan taman ini sebagai destinasi yang berkesan bagi masyarakat.
Ruang Komunitas yang Hidup
Lebih dari sekadar ruang hijau, Taman Kawasan juga menjadi ruang komunitas yang dinamis. Warga dapat berkumpul, berinteraksi, serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial dan olahraga.
“Taman ini menjadi pusat aktivitas yang dapat mempererat ikatan sosial masyarakat,” ujar Ngasri, lulusan Universitas Janabadra.
Investasi bagi Kualitas Hidup
Pembangunan taman ini merupakan investasi bagi kualitas hidup yang lebih baik. Manfaatnya tidak hanya terbatas pada peningkatan kualitas udara dan pengurangan stres, tetapi juga berdampak pada peningkatan nilai properti di sekitarnya.
“Lebih dari itu, taman ini adalah warisan berharga bagi generasi mendatang—ruang hijau yang akan terus memberikan inspirasi dan kebahagiaan,” tuturnya.
Ruang Terbuka Hijau untuk Kota yang Berkelanjutan
Dengan mengusung konsep ruang terbuka hijau (RTH), taman ini berfungsi sebagai paru-paru kota yang memberikan manfaat ekologis dan sosial. Penataan kawasan ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih nyaman dan berkelanjutan.Proyek pembangunan taman ini ditargetkan rampung pada akhir Maret 2025.
Poltak Silitonga