Jakarta, 6 Maret 2025 – Banjir besar yang melanda wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai puluhan triliun rupiah. Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada 1–4 Maret 2025 di kawasan Bogor diduga menjadi pemicu utama meluapnya Sungai Ciliwung. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas proyek-proyek pengendalian banjir, terutama Bendungan Ciawi di Bogor yang digadang-gadang mampu meredam banjir, tetapi justru dinilai gagal menjalankan fungsinya.
Guru Besar Hukum Internasional sekaligus pemerhati kebijakan publik, Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH, MH, menyoroti dampak luas yang ditimbulkan akibat kegagalan infrastruktur pengendalian banjir. Ia menegaskan bahwa negara harus hadir dalam menangani kasus Bendungan Ciawi, yang telah menghabiskan anggaran ratusan miliar rupiah tetapi tidak mampu mengendalikan debit air Sungai Ciliwung saat hujan lebat.
“Proyek ini terkesan asal jadi dan tidak memenuhi standar pengendalian banjir yang efektif. Akibatnya, masyarakat mengalami kerugian luar biasa, dengan ribuan rumah terendam hingga ketinggian empat meter,” ujar Prof. Sutan kepada media.
Ia juga menghimbau Presiden RI, Jenderal Haji Prabowo Subianto, untuk segera turun tangan dalam menyelesaikan masalah ini. Salah satu solusi yang ia usulkan adalah mendatangkan tim ahli bendungan dari Belanda, negara yang terkenal dengan sistem pengelolaan air canggih, guna memperbaiki Bendungan Ciawi agar tidak kembali mengalami kegagalan fungsi.
Selain itu, Prof. Sutan menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap proyek ini, termasuk audit oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna memastikan bahwa anggaran yang telah digunakan benar-benar dialokasikan secara efektif dan transparan.
Langkah Strategis Pengendalian Banjir
Sebagai negara beriklim tropis dengan curah hujan tinggi, Indonesia harus memiliki strategi yang lebih matang dalam menghadapi potensi banjir. Prof. Sutan mengusulkan beberapa langkah penting yang harus segera dilakukan pemerintah, di antaranya:
Pembangunan Bendungan yang Memadai
Bendungan dengan kapasitas tampung yang lebih besar guna menahan air hujan sebelum mengalir ke sungai utama.
Pembuatan Situ dan Danau Buatan
Penampungan air tambahan di sekitar aliran sungai guna meredam debit air yang berlebihan.
Optimalisasi Pintu Air
Sistem pengaturan air yang lebih efektif untuk mengendalikan arus dari hulu ke hilir.
Pembuatan Sungai Baru
Menambah jalur sungai guna mengurangi beban sungai utama serta menyediakan cadangan air bersih bagi masyarakat.
Prof. Sutan menegaskan bahwa proyek-proyek infrastruktur pengendalian banjir tidak boleh dikerjakan asal jadi, karena dampaknya sangat besar bagi masyarakat dan perekonomian. “Kasus Bendungan Ciawi harus menjadi pelajaran penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” pungkasnya.
Narasumber: Prof Sutan Nasomal.