Derap Kalimantan. Com | Berau | Menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, tampaknya menghadapi tantangan yang cukup pelik perihal penyebaran berita atau informasi palsu (hoaks).
Mas Gito Salah satu Admin di beberapa WA GROUP Memaparkan Banyak riset membuktikan bahwa penyebaran hoaks masih tumbuh subur di media sosial.khususnya penguna jejaring What app,instagram serta Facebook
Namun ada satu hal yang lebih menantang, yakni penyebarannya melalui aplikasi pesan personal, termasuk WhatsApp.
Mengingat pengambilan nomor urut di KPU sudah terlaksana hari ini tidak menutup kemungkinan kedua tim pemenangan akan saling adu argument dan adu gagasan di berbagai platform jejaring sosial.ujar Beraufish sapaanya.
Sering kali kita menemui penyebaran hoaks di grup-grup percakapan WhatsApp, bahkan grup yang hanya berisikan anggota keluarga kita sendiri.
Satu riset terbaru menunjukkan bahwa pada Pemilu 2019, banyak grup WhatsApp keluarga beralih fungsi menjadi wadah untuk berbagi omong kosong dan hoaks, yang kemudian berkembang menjadi tempat perdebatan di antara dua kubu anggota keluarga.
Di media sosial saja, selama triwulan pertama pada 2023, sudah ada 425 isu hoaks yang menyebar(skala nasional), menurut temuan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Angka ini lebih tinggi dibanding pada triwulan pertama 2022, yang mencapai 393 isu hoaks.
Belum ada data pasti mengenai temuan penyebaran hoaks melalui pesan-pesan personal. Namun angkanya ada kemungkinan besar tidak jauh berbeda atau bahkan jauh lebih parah karena belum ada aplikasi pesan personal yang bisa menyaring informasi yang benar dan yang salah.
Belajar dari yang sudah terjadi Dirinya berpesan Masyarakat harus bijak,bersikap cerdas menyikapi isu isu pemberitaan mengingat tahun politik sudah di mulai.beda pilihan hal biasa jangan hanya beda pilihan persaudaraan menjadi putus apalagi sampai saling lapor pe pihak berwajib.terangnya.dul MENYIKAPI KONTESTASI PILKADA 2024.
RED.