Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap dua kasus korupsi besar yang melibatkan sektor perbankan nasional, yakni skandal kredit fiktif di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan penyalahgunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI). Kedua kasus ini diperkirakan telah menyebabkan kerugian negara hingga ratusan miliar rupiah.(22/2).
Skandal Kredit Fiktif BRI
KPK menemukan bukti kuat terkait pemberian kredit yang tidak melalui proses verifikasi dan validasi yang semestinya. Modus yang digunakan meliputi pemalsuan dokumen, manipulasi data, serta penyimpangan prosedur kredit. Sejumlah pejabat BRI dan pihak eksternal telah ditetapkan sebagai tersangka dan tengah menjalani proses hukum.
Sebagai respons terhadap kasus ini, KPK mendesak BRI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan kontrol internal guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Penyalahgunaan Dana CSR Bank Indonesia
Selain skandal di BRI, KPK juga mengusut dugaan korupsi dalam pengelolaan dana CSR BI yang nilainya mencapai triliunan rupiah. Indikasi awal menunjukkan bahwa dana tersebut tidak digunakan sesuai peruntukannya dan diduga disalurkan kepada pihak-pihak yang tidak berhak, termasuk anggota Komisi XI DPR RI.
KPK telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk pejabat BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta tenaga ahli DPR, guna menelusuri aliran dana dan mengungkap kemungkinan penyalahgunaan lebih lanjut.
Seruan Prof. Dr. Sutan Nasomal
Pakar hukum internasional, Prof. Dr. Sutan Nasomal, mendesak Presiden Jenderal (Purn.) Prabowo Subianto untuk segera mengambil tindakan tegas terkait dua skandal ini. Ia menekankan pentingnya reformasi menyeluruh dalam manajemen perbankan, baik di sektor BUMN maupun swasta. Menurutnya, keterlibatan pejabat bank negara dengan pihak swasta merupakan kejahatan luar biasa yang merugikan negara dalam jumlah besar.
Prof. Nasomal juga menyerukan revisi regulasi dan penataan ulang manajemen bank daerah agar lebih transparan dan akuntabel. Ia menilai bahwa pembersihan di sektor perbankan harus menjadi prioritas guna mencegah praktik korupsi yang merugikan keuangan negara dan kepercayaan publik.
Komitmen KPK dan Partisipasi Publik
KPK menegaskan komitmennya untuk mengusut tuntas kedua kasus ini dan membawa para pelaku ke pengadilan. Lembaga antirasuah ini juga mendorong masyarakat untuk aktif melaporkan dugaan tindak pidana korupsi di sektor perbankan maupun bidang lainnya.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Reformasi sistem perbankan yang lebih ketat diharapkan dapat mencegah praktik korupsi dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan nasional.
Prof Sutan Nasomal.